• Sempat Mendua

    ini dia.. kelasku yang baru, tapi orang-orangnya nggak semua baru

  • paus biru

    mau tahu apa itu paus biru dan karakteristiknya? nih ada liputannya

  • This is jangkrikku

    ini dia keas yang paling keren dan kece yang gaakan terlupakan. jangkrik is the best:D

Wednesday, January 10, 2024

Pengalaman Mengikuti IMPHO 2019

 Halo sobat azkapedia, udah lama tak bersua. gimana kabar kalian? aku harap kalian baik-baik saja ya. 

Oke, kali ini aku akan bahas tentang pengalamanku ikut IMPHO 2019. Kalian anak Olimpiade kedokteran pasti udah ga asing kan sama IMPHO? iya IMPHO (International Medical Physiology Olympiad). jadi bukan RMO atau IMO ya. 


Kalian tau sendiri kan, aku masuk FKUIN Malang ya. nah tahun ke 3 aku kuliah aku ikut seleksi delegasi IMPHO 2019. Seleksinya diadain oleh anggota club ilmiah yang waktu itu belum resmi terbentuk alias masih dibawah naungan himpunan (mulai inisiasi pemisahan club itu waktu aku jadi sekertarisnya di tahun 2020 hehe). Singkatnya aku berhasil jadi nomer 1 waktu seleksi delegasi padahal aku ga niat samsek buat ikutan seleksi wkkk. Bersama 2 orang sobi olimpiadeku Husnul dan Mela aku dibayarin univ dong dari mulai pendaftaran sama PP nya. Kalau gasalah waktu itu sekitar 1jtan untuk 1 orang anggota delegasi. 


IMPHO 2019 itu diadain di FKUNAIR subay dan kita nginepnya di Fave hotel deket sama resto korea gitu aku lupa nama restonya. Kenapa aku inget banget tentang resto korea itu karena setelah sampai hotel kita langsung punya pemikiran sama yaitu beli makan disana sehabis ngerjain olim wkkk (maklum kami semua pecinta korea).


Karena IMPHO adalah olim fisiologi kedokteran jadinya yang harus dipelajari itu tentang fisiologi manusia untuk referensinya bisa pake guyton, sherwood, sama satu lagi aku lupa. Yang lucu dari kita bertiga adalah kita semua ga punya buku fisiknya wkkk.. maklum buku FK itu mahal, jadi waktu diumumin jadi delegasi IMPHO kitanya kaget. habis itu kita langsung pinjem buku fisiknya di perpus sama minta pdfnya. wkkk jangan dicontoh ya adik2. itu hanya bisa dilakukan oleh profesional wkkkk. 


Sebenernya aku punya sih buku fisiknya guyton peninggalan pakdheku tapi udah melewati 3 generasi. jadi habis dari pakdheku turun ke anaknya trus turun ke mbakku trus turun ke aku (bayangin betapa udah jadulnya itu buku). Jadi intinya bukan masalah bukunya tp masalah semangatnya buat dapet ilmu, aku pernah ngajarin orang trus dia bilang ga mau belajar karena belum beli buku itu trus aku kasih pdfnya dan dia kekeh gamau belajar karena matanya capek melihat layar. Seketika aku males banget ngajarin dia lagi. Padahal di print juga bisa gasih wkk (dalam hati: kalau ga minat gausah diterusin dek, pulang aja masih banyak yang mau diposisimu).


okee lanjut..


Jadi habis sampe hotel besoknya kita langsung cus ke FKUNAIR tahu kan lorong pintu masuknya yang sangat legendaris itu. Isinya hall of fame dari generasi ke generasi keren banget. Pengen banget jadi salah satu nama yang dipahat disana. habis itu kita diarahkan ke hall utamanya unair dan ga disangka-sangka choir teamnya ada 2 orang yang aku kenal wkk mereka berdua adalah adik kelasku waktu SMP dan SMA. aku lupa namanya. trus ketemu juga sama temenku Cindy A. yang masuk FK UNAIR. trus juga konyolnya aku ketemu sama Gery temenku SMP dulu, dia jadi delegasi dari FKUI. Aku udah lama banget ga tau kabarnya dan tiba2 ketemu wkk.. memang dunia itu cuma selebar daun kelor. Tapi aku bener-bener salut sama mereka, mereka itu bener2 insane pinternya. apalah aku yang cuma remahan rempeyek. 


okee lanjut..


Setelah sambutan, kita diarahkan ke ruangan besar dan kita dipisahkan sama anggota tim kita sendiri. ngerjain soal sekitar 50 soal bilingual dan yang paling banyak keluar adalah urologi, jantung dan pembuluh darah dan itu pertahun hampir sama. gatau ya, memang asyik sih kalau soal jantung dibuat olim. soalnya bisa main logika. ini yang aku suka dari perjantungan duniawi kekeke.. tapi yang namanya olim kedokteran ya pasti hafalannya paten ya. jadi bisa muncul rumus fisika yang berkaitan dengan kedokteran, rumus2 yang ada di guyton bisa dihafal ya gengs. kaya GFR, kecepatan aliran darah, berapa jumlah oksigen dalam darah yang mengalir, trus kanal2 sel, fisiologi jantung harus diluar kepala sih. oiya ada sih beberapa soal indra spt kulit dan mata. 


Setelah selesai nilai dari ke 3 anggota ditotal dan langsung masuk ke perempat final. di perempat final itu sistemnya semacam cerdas cermat gitu jadi pake lampu2 gitu. Habis selesai ada semacam tour ke House of Sampoerna dan Monumen Soekarno Hatta. House of Sampoerna itu semacam museum kretek gitulah jadi bau cengkeh banget. Kalo kalian mau kesana pakai masker ya sis. 

(azka, husnul, mela)

Malemnya kami sampai hotel bersiap buat acara Prom Night-nya. waktu itu dresscodenya night in LA kalo gasalah. jadi rata-rata pake baju black and gold. kita duduk di meja bundar gabung sama FK UB kalo gasalah. Trus sekalian pengumuman pemenang juga malam itu. kalo gasalah sih pemenangnya timnya Gery dari FKUI. Emang keren banget sih Gery tuh dari SMP, inget banget dulu pernah ngajarin dia recorder bentar aja langsung jago.


Kalo masalah olim-olim gini tuh biasanya UI trus UNLAM, UNAIR unggul, kalo FK UMM unggulnya di anatomi kalo UB klinisnya bagus. jadi mereka langganan untuk juara di RMO atau IMO. Mereka juga punya olim sendiri buat anak-anak kedokteran. Kalo FKUGM biasanya lomba esainya bagus. aku pernah jadi finalis lomba esai nasional dan FKUGM yang jadi juara. 


Untuk kalian yang bukan dari FK yang aku sebutin tadi jangan berkecil hati ya. kalian bisa kok jadi pelopor pertamanya untuk jadi gerbang buat adik2 kalian untuk juara nantinya. Yang jelas kalian harus bikin sistem belajarnya dulu, jadi habis ikut lomba gitu kalian harus ngajarin adik2nya atau setidaknya ninggalin catetan2 penting buat mereka. univ gede2 gitu lingkungannya udah terbentuk bagus karena udah melewati banyak generasi mereka tinggal nglanjutin cara belajar dari kating2nya. maka dari itu, habis acara ini selesai aku sama temen2ku berusaha mengangkat club ilmiah FKUIN agar lebih maju. 

Intinya kami ga kalah telak sih, karena kami bisa ngajarin adik2 kami buat olim selanjutnya. hehe :)

Friday, April 26, 2019

PATOFISIOLOGI PAROTITIS



Swelling parotitis
Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai agen penyebab parotitis  antara lain akibat:
1.      Droplet udara
2.      Kontak langsung dengan penderita parotitis lain
3.      Kontak dengan cairan penderita berupa muntahan, saliva, dan urin baik secara langsung maupun dari peralatan yang telah terkontaminasi.
Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui sel epitel hidung atau mulut kemudian melakukan replikasi di tempat tersebut. Virus ini dapat masuk ke darah (viremia) dan kemudian masuk ke kelenjar parotis (parotitis) dan organ lain (ginjal, SSP, dst). Masuknya virus ke organ parotis bukanlah suatu keharusan. Sehingga infeksi paramyxovirus tidak harus menyebabkan parotitis.
Paramyxovirus mengalami masa inkubasi selama 2 minggu sampai 4 minggu (16-18 hari) yang merupakan khas pada infeksi virus ini. kemudian virus ini akan ditemukan di saliva 2 hari setelah awitan dan 9 hari setelah awitan baru muncul edema pada kelenjar paortis.
Selain bereplikasi di saluran pernapasan atas virus ini dapat bereplikasi di epitel organ dalam dan ditemukan sering menginfeksi ginjal. Sehingga virus ini dapat ditemui di urin hospes menetap selama 14 hari.

Penderita parotitis umunya terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun berkaitan erat dengan mulai meningkatnya aktivitas yang memungkinkan adanya kontak dengan penderita parotitis dan juga belum terbentuknya imunitas permanen terhadap paramyxovirus. Sedangkan pada bayi <6 3-7="" 4="" 6="" a="" akan="" akut="" anigen="" antibodi="" antigen-antigen="" antigen="" awitan="" berbagai="" berhubungan="" bermakna="" bertahun-tahun.="" bulan.="" bulan="" dan="" dari="" dengan="" di="" disekresi="" ditemukan="" f1="" glikoprotein="" hari="" hidup="" hn="" ibu.="" igg="" igm="" imunitas="" imunoglobulin="" infeksi="" ini="" internal="" kali="" konvalesens.="" kurang="" lambat="" lebih="" masih="" membentuk="" mendapatkan="" menetap="" menunjukkan="" menyebabkan="" minggu="" muncul="" namun="" nasofaring="" netralisasi="" nukleokapsid="" o:p="" pada="" pajanan="" pasif="" penderita="" peningkatan="" pertama="" protein="" s="" sebagai="" secara="" sedangkan="" sehingga="" sementara="" serologinya="" serum="" setelah="" seumur="" subklinis="" terbentuk="" terbentuknya="" terhadap="" titer="" tubuh="" uji="" upaya="" v="" virus.="" virus="" yaitu="" yang="">
Infeksi virus akan menyebabkan aktivasi respon inflamasi sehingga merangsang bradikinin dan histamin untuk melakukan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah yang menyebabkan ekstrasudasi cairan ke interstitisal dan menyebabkan bengkak pada wajah bagian pipi berdasarkan letak anatomis kelenjar parotis tersebut berada yaitu regio posterior auricular. Bengkak juga dapat terjadi karena adanya invasi dari limfosit, peningkatan tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan onkotik akibat infeksi. Ketika bengkak ini menekan nervus fascialis yang berputar melingkar daerah molar 1 dan 2 maka akan menimbulkan manifestasi nyeri dan trismus.
Terjadinya infeksi akan mengundang sel darah putih monosit untuk measuki jaringan yang terinfeksi, hal ini dipermudah oleh peningkatan permeabilitas pembuluh darah akibat adanya histamin. Monosit menjadi makrofag di jaringan dan akan memakan virus. Selain itu makrofag mengeluarkan sitokin-sitokin inflamasi IL1, IL2, TNFalfa yang akan merangsang sel endotel hipotalamus dibantu oleh enzim fosfolipase A2 yang akan menghasilkan asam arakidonat dan akan menghasilkan prostaglanlandin pada jalur COX sehingga terjadi peningkatan termostat poin hipotalamus sehingga penderita akan mengalami peningkatan suhu tubuh/demam.
Akibat adanya pembengkakan bagian pipi dan rasa nyeri sehingga menyebabkan kesulitan dalam membuka mulut dan melakukan pengunyahan sehingga akan menyebabkan pasien malas untuk makan dan timbulah anoreksia. Anoreksia juga dapat disebabkan karena demam dan nyeri seluruh tubuh akibat infeksi organ lain karena virus dapat menyebar melalui darah. Anoreksia membuat penderita parotitis kekurangan energi sehingga terjadi malaise. Kegelisahan dapat terjadi disebabkan karena sebagian besar pasien merupakan anak-anak dan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap penyakit sehingga tidak mengetahui penatalaksanaan dengan baik.



Tuesday, March 12, 2019

SOAL MIKROBIOLOGI JAWETZ : difteri, Streptococcus pneumoniae, Francisella Tularensis, hemophylus influenza


1.       Seorang anak laki-laki berusia 8 tahunmenderita nyeri tenggorok berat. Pada pemeriksaan terlihat eksudat keabuan (pseudomembran) di tonsil dan faring. Diagnosis banding faringitis berat seperti ini meliputi infeksi oleh streptokokus grup A, infeksi virus epstein Barr Virus, faringitis Neisseria gonorrhea, dan difteri. Penyebab faringitis anak laki-laki tersebut yang paling mungkin adalah
a.       Basil gram negatif
b.      Virus RNA sense positif beruntai TUNGGAAL
c.       Kokus gram positif katalase yang positif tumbuh berkelompok
d.      Basil gram positif berbentuk gada
e.      Virus RNA beruntai ganda
2.       Mekanisme primer patogenesis penyakit anak laki-laki (pertanyaan nomer 1) tersebut adalah
a.       Peningkatan akhir monofosfat adenosisn siklik intraseluler
b.      Kerja eksotoksin pirogenik (supraantigen)
c.       Inaktivasi asetilkolin esterase
d.      Kerja enterotoksin A
e.      Inaktivasi pemanjangan faktor 2
3.       Difteri kulit yang terjadi pada anak area tropis secara khas
a.       Tidak terjadi pada anak yang divaksinasi dengan toksoid difteri
b.      Secara klinis berbeda dengan infeksi kulit (pioderma, impetigo) yang disebabkan oleh streptococcus pyrogens dan staphylococcus aureus
c.       Juga sering di garis lintang utara
d.      Menyebabkan kadar antitoksin protektif pada sebagian anak ketika mereka berusia 6-8 tahun
e.      Menimbulkan kardiomiopati disebabkan oleh toksin
4.       Seorang laki-laki 48 tahun dibawa ke rumah sakit karena stupor. Ia terlihat kumuh dan tunawisma serta hidup di penampungan dengan para tunwisma lain yang menghubungi pihak berwenang ketika pasien tidak dapat dibangunkan. Pasien meminum banyak anggun yang telah difortifikasi dan minum sangat banyak pada 2 malam sebelumnya. Suhu tubuhnya 38,5 C dan tekanan darahnya 125/80 mmHg. Ia mengerang ketika berusaha dibangunkan. Ia menunjukkan tanda kernig dan burdinzki positif, yang menandakan adanya iritasi mening. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan thorax menandakan adanya konsolidasi pada lobus bawah paru kiri. Aspirat endotrakeal memperlihatkan sputum berwarna coklat kemerahan. Pemeriksaan asupan sputum dengan pewarnaan gram yang menunjukan banyak sel polimorfonuklear dan banyak diplokokus gram posiifyang berbentuk lanset, pada pungsi lumbal cairan serebrospinaltampak keruh dan jumlah sel darah putihnya 570nL dengan 95% sel polimorfonuklear; pewarnaan gram menunjukkan diplokokus gram-positif. Berdasarkan informasi tersebut, kemungkinan diagnosisnya adalah
a.       Pneumona dan meningitis yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus
b.      Pneumona dan meningitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyrogens
c.       Pneumona dan meningitis yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
d.      Pneumona dan meningitis yang disebabkan oleh Enterococcus faecalis
e.      Pneumona dan meningitis yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis
5.       Pasien dengan pertanyaan nomer 4 mulai diberikan antibiotik untuk melawan berbagai kemungkinan mikroorganisme. Kemudian, biakan sputum dan cairan serebrospinal menumbuhkan diplokokus gram positif dengan minimum inhibitory infiltration concentration (MIC) terhadap penicilin G>2  ng/ml. Obat untuk pasien ini sampai uji sensitivitas lebih lanjut dapat dilakukan adalah
a.       Penisilin G
b.      Nafsilin
c.       Trimetropin-sulfametoksazol
d.      Gentamisin
e.      Vankomisin
6.       Infeksi ini (nomer 4) dapat dicegah oleh
a.       Benzantin penisilin intramuskular profilaktik setiap 3 minggu
b.      Vaksin polisakarida kapsular 23 valen
c.       Vaksinyang melawan polisakarida kapsular yang serogroup A,C, Y, dan W135
d.      Vaksin yang poliribosirbitol polisakarida kapsular yang terikat secara kovalen dengan protein
e.      Penisilin V oral setiap hari
7.       Mana yang termasuk patogenesis organisme yang menyebabkan infeksi (nomer 4)
a.       Invasi sel yang melapisi alveoli dan masuk ke dalam sirkulasi venula paru
b.      Resistensi terhadap fagosistosis yang diperantari oleh protein M
c.       Migrasi ke kelenjar limfe mediastinum tempat terjadinya perdarahan
d.      Setelah fagositosis, organisme melisiskan vakuola fagosist dan dilepaskan ketika sel fagosistik masuk ke dalam sirkulasi
e.      Penghambatan fagositosis oleh kapsul polisakarida
8.       Protein polisakarida kapsuler 7 valen mengonjugasi vaksin untuk patogen pada pertanyaan nomer 4 dianjurkan
a.       Untuk usia 18 tahun dan orang dewasa tertentu
b.      Haya untuk orang yang terpajan dengan penderita penyakit yang disebabkan oleh organisme tersebut
c.       Untuk anak-anak berusia 2-23 bulan dan anak-anak tertentu yang berusia 59 bulan
d.      Untuk anak-anakyang berusia 24-72 bulan
e.      Untuk semua kelompok umur di atas usia 2 bulan
9.       Seorang petugas kepala penjara 55 tahun di Vermont menemukan seekor tikus air mati di pinggir sungai. Kemudian dia mengambil mayat binatang tersebut, danberpikir mungkin tikus ini mati  karena terperangkap atau ditembak secara ilegal, ternyata tikus ini tidak tertembak atau terperangkap, dan petugas tersebut menguburnya. Empat hari kemudian dia menderita ulkus 1.5 cm yang terasa nyeri pada jari telunjuk tangan kanannya, ulkus 1 cm pada dahi kanannya dan nyeri pada aksila kanannya. Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya limfadenopati aksila kanan. Pasien tersebut kemungkinan terinfeksi...
a.       Spesies brucella
b.      Ricketsia ricketsii
c.       Salmonella typhi
d.      Haemophilus drucei
e.      Francisella tularensis
10.   Seorang anak laki-laki 18 bulan sedang bermain dengan seorang anak penderita meingitis haemophulus influenz. Orang tua anak tersebut konsultasi dengan dokter anaknya, dan dokter tersebut mengatakan tidak perlu khawatir, anaknya tidak akan tertular karena sudah diimunisasi dengan vaksin konjugat poliribosa fosfat  (PRP) protein. Mengapa bayi usia 2 bulan sampai 2 tahun perlu diimunisasi dengan vaksin konjugat polisakarida protein?
a.       Protein konjugat adalah protein toksoid difteri dan tujuannya adalah agar bayi yang diimunisasi dapat membentuk antibodi spontan terhadap difteri
b.      Bayi usia 2 bulan sampai 2 tahun tidak berespon secara imunologi terhadap vaksin polisakardia yang tidak terkonjugasi dengan suatu protein
c.       Vaksin konjugatdirangsang untuk anak yang lebih besar, dewasa serta bayi
d.      Antibodi maternal ( transpalsenta ) yang melawan haemophulus influenza  hilang dari sirkulasibayi 2 bulan
e.      Tidak ada jawaban yang benar

Monday, May 7, 2018

Komplikasi Leptospirosis

Leptospirosis terjadi karena masuknya bakteri Leptospira sp yang terdapat pada urin tikus ke kulit manusia lewat genangan air

Pada leptospirosis, komplikasiyang sering terjadi ialah iridosiklitis, gagal ginjal, miokarditis, meningitis aseptik, dan hepatitis. Pendarahan masif jarangditemui dan bila terjadi selalu menyebabkan kematian (Mansjoer et al, 2000).
A.     Iridiosikilitis
Menurut Kanski (1994), Uveitis anterior didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai traktus uvealis bagian anterior yaitu iris (iritis) dan dapat pula mengenai bagian anterior badan siliaris (iridosiklitis). Penyebab eksogen seperti trauma uvea atau invasi mikroorganisme atau agen lain dari luar. Secara endogen, dapat disebabkan idiopatik, autoimun, keganasan, mikroorganisme atau agen lain dari dala tubuh pasien, misalnya pada infeksi tuberkulosis, Herpes simplex virus, dan sebagainya (Mansjoer et al, 2000). Pada Leptospirosis, leptospira dapat masuk ke aliran darah dan menjangkiti sel-sel jaringan tubuh, sehingga memungkinkan terjadinya iridiosikilitis.
B.     Gagal ginjal
Gagal Ginjal dibagi menjadi dua yaitu, gagal ginjal akut dan kronis
1.      Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang biasanya, tapi tidak seluruhnya, reversibel.
Gagal ginjal akut dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu:
1.      Praginjal atau sirkulasi. Terjadi akibat kuranganya perfusi ginjal dan perbaikan dapat terjadi dengan cepat setelah kelainan tersebut diperbaiki, misalnya hipovolemia atau hipotensi, penurunan curah jantung, dan peningkatan viskositas darah.
2.      Pasca ginjal atau obstruksi. Terjadi akibat obstruksi aliran urin, misalnya obstruksi pada kandung kemih, uretra , kedua ureter, dan sebagainya.
3.      Ginjal atau intrinsik atau parenkimal. Akibat penyakit pada ginjal atau pembuluhnya. Terdapat kelainan histologi dan kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada perbaikan faktor praginjal atau obstruksi, misalnya nekrosis kortikal akut, penyakit glomerolus akut, obstruksi vaskular akut, dan nefrektomi.
2.      Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat presisten dan ireversibel.
Pada Leptospirosis.
Leptospira yang masuk ke interstinum tubulus ginjal dan lumen tubulus akan menghambat sirkulasi mikro dan meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi kebocoran cairan yang menyebabkan terjadinya hipovolemia. Hipovolemia dapat menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal sehingga ginjal mengalami edema, renalomegali, pendarahan subkapsular dan nekrosis tubulus renal.
C.     Miokarditis
Pada leptospirosis miokarditis diakibatkan karena leukosit dan neutrofil yang berusaha memfagosit bakteri leptospira gagal menghancurkannya. Apabila leptospira berhasil lolos dari sistem imun maka bakteri ini akan menginfeksi jaringan seperti miokardium jantung sehingga terjadi miokarditis. Leptospirosis yang dapat menyebabkan miokarditis disertai aritmia jantung berupa fibrasi atrial,flutter atrial, akikardi ventrikular, dan ventricularpremature beat adalah L. Pomona dan L.grippotyphosa.
D.     Meningitis aseptik
Leptospira yang berhasil masuk ke dalam cairan seberospinal dapat menyebabkan radang pada selaput pembungkus otak sehingga terjadi meningitis. Jika terus menginfeksi ke dalam dapat juga menyebabkan ensefalitis sehingga maifestasi klinisnya didapati rasa panas, nyeri kepala (frontal, occipital) fotofobia (Andani, 2014).
E.      Hepatitis
Leptopsira di hati dapat menyebabkan terjadinya nekrosis sentrolobuler, hipertrofi dan hiperplasia sel kupffer. Sel kupferr sendiri selain berfungsi untuk merombak sel darah merah juga berfungsi sebagai pengahncur bakteri yang masuk ke dalam hati. Sehingga terjadi pembesaran hati dan nyeri tekan disertai dengan SGOT yang meninggi, namun tidak melebihi 5x normal.
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W. I., dan Setiowulan, W. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius.
Kanski J. Uveitis. In: Clinical Ophthalmology. Third Edition. London:
Butterworth Heinemann, 1994. 151-155
         .
Andani, L., & Gassem, M. H. (2014). EVALUASI PENGGUNAAN KRITERIA DIAGNOSIS LEPTOSPIROSIS (WHO SEARO 2009) PADA PASIEN LEPTOSPIROSIS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine Diponegoro University).

Monday, April 30, 2018

Tatalaksana Hipersensitivitas

urtikaria pada penderita alergi

1.      Mengurangi paparan antigen (dan iritan)
a.       Lingkungan (renitis alergika=alergi hidung)
Melakukan penghindaran terhadapa agen-agen yang berpotensi menjadi alergen seperti debu ruangan, zat- zat yanrasal dari hewan, dan hasil pertanian. Melakukan pembersihan rumah secara rutin dapat dilakukan guna menghindari menghindari hal-hal tersebut. Pemberishan dapat dilakukan pada lantai, meja, bagian atas lemari, dan tempat-tempat terpencil dan sulit dijangkau dalam ruangan. Menutup barang-barang yang mudah terkena debu dengan kain setelah dibersihkan agar alergen tidak mudah menempel dan sulit untuk dihilangkan walaupun tetap harus dilakukan pemberihan secra rutin. Selin itu, menggunakan filter ruangan atau mengganti ruanganmenjadi rungan tertutup dengan penyejuk ruangan juga dapat menjadi opsi lain.
Apabila sudah diketahui alergen spesifik tubuh maka diperlukan menghindari sumber alergen. Hewan merupakan agen yang membawa banyak penyakit dan menjadi sumber alergen yaitu pada saliva, sekret air, urin serta bulu dan rambut yang mudah menempel pada perabotan rumah atau pakaian. Penggunaan perabotan seperti primadani dari bulu atau rambut hewan dapat juga menjadi sumber alergen sehingga pada beberapa kasus hipersensitivitas dilakukan penggantian perabotan
b.      Makanan
Menghindari beberapa makanan yang sudah diketahui merupakan alergen pada tubuh dapat dihindari dengan tidak mengkonsumsinya. Apabila alergen masih belum diketahui oleh penderita maka disarankan untuk menghindari makanan-makanan yang sering dianggap alergen oleh beberapa orang yang mengalami hipersensitivitas yaitu makanan-makanan berprotein tinggi dan makanan laut seperti udang, kerang, dan ikan.
2.      Pengobatan supresi untuk mengurangi gejala-gejala secara nonspesifik
-          Antihistamin.
Penggunaan antihistamin dilakukan dalam menghambat reseptor H1 sangat berguna bagi  pengobatan simptomatik (yaitu nonspesifik). Sifat dari antihistamin yaitu antikolinergik, antiserotonin, dan/atau penenang menjadikan obat-obatan tersebut mapu bersaing dengan histamin pada reseptor-reseptor jaringan sebagai manfaat darinya. Pemberian efektif dengan oral diberikan beberapa dosis perhari dan dapat dilkukan dalam jangka waktu lama.
Efek samping pemberian obat antihistamin ditemukan jarang dan umunya menyebabkan kantuk, letargi, membrana mukosa kering, dan kadang-kadang nausea, kejang, atau kepala terasa ringan juga disertai gangguan presepsid alam sehingga dilarang menjalankan aktivitas menggunakan mesin ketika dalam pengaruh antihistamin.
-          Amin simpatamometis
Pemberian obat ini biasanya dibarengi dengan pemberian antihistamin yang berguna untuk mengimbagi pengaruh penenang pada agen antihistamin karena terdiri atas eferidin, isoferidin, dan fenilpropanolamin bertindak sebagai dekongestan mukosadan karena sedikit banyak menyebabkan stimulasi psikomotor.
Efek samping dari obat ini yaitu dapat merusak fungsi, mata, jantung, saluran cerna, dan genitourinarus.
3.      Hiposensitisasi khusus untuk mengurangi respon terhadap alergen yang tidak dapat dihindari.
Imunoterapi (hiposensitisasi) dengan memberikan pajanan terhadap alergen spesifik terus-menerus penting untuk dilakukan dalam pengobatan. Dalam melakukan tindakan ini dapat dilakukan tindakan injeksi intrakutan terhadap ekstrak alergen dengan dosis yang terus menerus bertambah untuk jangka waktu yang lama sebgai usaha memodifikasi reaktivitas klinis. Ditemukan bahwa terdapat penghentian pembentukan Ig E spesifik namun nilai RAST tidak berkurang dan tes kulit tetap positif karena Ig E biasanya bertambah pada awal penyuntikan. Adanya IgG dan IgA dapat bersaing dengan IgE untuk melawan alergen sehingga menimbulkan reaksi penghambatan. Selain itu, basofil pasien imunoterapi dosis tinggi melepaskan histamin lebih sedikit. (Price and Wilson, 1992)
pricktest dilakukan sebelum skintest untuk mengetahui alergen

Saturday, April 28, 2018

PEDOMAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI


   
 Dasar Teori

Dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium, semua pihak harus menyadari bahwa dalam setiap kegiatan tersebut mempunyai potensi bahaya dan menimbulkan dampak lingkungan sehingga penting sekali aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja di dalam laboratorium (Jerussalem, khayati, 2010). Penerapan keselamatan kerja di laboratorium mikrobiologi sangat penting untuk diterapkan mengingat banyaknya subyek pengamatan yang mikroskopik dan bersifat infeksius. Ketidakdisiplinan praktikan dalam mematuhi peraturan laboratorium yang ditetapkan instansi/universitas akan meningkatkan resiko kecelakaan kerja. Sehingga setiap instansi/universitas menerapkan sanksi pada pelanggar peraturan keseselamatan kerja di laboratorium mikrobiologi. Untuk pengetahuan sedini mungkin, para mahasiswa yang menjadi praktikan diwajibkan untuk mengetahui pedoman keselamatan kerja di laboratorium mikrobiologi.
Menurut Milliana (2018), Bahan-bahan berpotensi bahaya di laboratorium mikrobiologi antara lain:
a. Bahan biologis, berupa biakan kuman, spesimen klinis, dsb.
b. Bahan kimia, berupa zat warna, bahan asam, dsb.
c. Bahan fisika, berupa api, arus listrik, dan benda tajam.
Pedoman keselamatan kerja di laboratorium mikrobiologi ini diperlukan untuk mencegah adanya paparan/kontaminasi terhadap subyek pengamatan, praktikan, maupun lingkungan.

Hasil pengamatan dan Pembahasan

Terdapat berbagai potensi bahaya yang terdapat di dalam laboratorium mikrobiologi. Adapun penggolongannya dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan sifat yaitu:
a.       Bahan Biologis
Banyak subyek penelitian berupa mikroorganisme yang bersifat mikroskopis dan infeksius sehingga dapat membahayakan keselelamatan praktikan dan lingkungan seperti biakan kuman dan spesimen klinis.
b.      Bahan Fisika
Banyak terdapat  peralatan berbahan dasar kaca sehingga dibutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam bekerja di laboratorium dan peralatan dengan suhu, tekanan, dan arus tinggi di dalam laboratorium.
c.       Bahan kimia
Banyak terdapat cairan kimia yang digunakan dalam proses praktikum yang berbahaya. Seperti zat warna dan cairan asam.
1.      Jelaskan prosedur keamanan sebelum, selama dan setelah bekerja di Laboratorium Mikrobiologi!
Berikut merupakan prosedur keamanan sebelum bekerja di laboratorium mikrobiologi:
a.       Mengetahui dan memahami nama, fungsi, prinsip kerja serta cara kerja peralatan yang akan digunakan.
b.      Melakukan teknis asepsis cuci tangan 7 langkah
c.       Menyemprot tangan dengan alkohol
d.      Menggunakan alat perlindungan diri utama laboratorium berupa jas lab, safety goggle, masker, dan gloves.
e.       Mensterilkan area kerja dan peralatan yang akan dipakai dengan melakukan dekontaminasi pada meja, kursi, dan perlatan lab dengan alkohol 70% atau alat penyeteril lainnya.
Berikut merupakan prosedur keamanan selama bekerja di laboratorium mikrobiologi:
a.       Tidak makan, minum, maupun merokok di dalam laboratorium
b.      Melakukan prosedur sesuai petunjuk praktikum dengan benar dan hati-hati. Seperti tata cara memindahkan cairan dengan pipet
c.       Memberikan label pada setiap kultur atau zat yang digunakan dengan nama dan tanggal pembuatannya. Dapat ditempeli stiker dan tulisan yang jelas dengan warna yang kontras agar memudahkan pembacaan sehingga tidak tertukar.
d.      Menggunakan peralatan sesuai dengan kebutuhan.
e.       Meletakkan peralatan laboratorium sesuai tempat dan fungsinya dalam praktikum.
Berikut merupakan prosedur keamanan setelah bekerja di laboratorium mikrobiologi:
a.       Membersihkan meja kerja dengan alkohol 70%
b.      Membuang sisa-sisa praktikum sesuai dengan jenis limbahnya pada tempat sampah yang disediakan .
c.       Mencuci peralatan yang sudah dipakai dengan sabun secara hati-hati untuk menghindari alat pecah.
d.      Menempatkan kembali peralatan laboratorium pada tempat semula agar memudahkan persiapan untuk praktikum selanjutnya.
e.       Membersihkan lantai dari kemungkinan terkena percikan cairan kimia saat proses praktikum berlangsung.
f.       Membuang gloves pada tempat sampah berbahaya. Kemudian mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan keringkan. Jika perlu gunakan alkohol 70% kembali untuk mensterilkan.
2.      Jelaskan prosedur keamanan saat bekerja dengan biakan bakteri!
Berikut merupakan prosedur keamanan saat bekerja dengan biakan bakteri:
a.       Menggunakan alat perlindungan diri utama laboratorium berupa jas lab, safety goggle, masker, dan gloves.
b.      Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah bekerja dalam laboratorium mikrobiologi.
c.       Melakukan dekontaminasi area kerja sebelum dan sesudah melakukan praktikum.
d.      Memperhatikan posisi duduk yang nyaman dan tegak serta tidak mendekatkan wajah ke meja kerja untuk menghindari infeksi.
e.       Selalu menggunakan rak untuk meletakkan tabung reaksi maupun kaca preparat yang berisi spesimen atau medium kultur untuk menghindari tabung reaksi dan kaca preparat pecah.
f.       Menggunakan sengkelit lingkaran penuh dan pembakar gas/ bunsen dengan benar dan penuh kehati-hatian untuk menghindari percikan bahan infeksius.
g.      Mengambil atau memindahkan biakan mikroorganisme dari kultur dengan benar dan hari-hati.
3.      Berikan satu contoh kasus kecelakaan di Laboratorium Mikrobiologi dan prosedur tindakan keamanan untuk mengatasinya!
Apabila terjadi kecelakaan ringan seperti pecahnya tabung reaksi yang terdapat zat atau kultur mikroorganisme di dalamnya dapat dilakukan tahapan berikut:
a.       Memberi peringatan kepada seluruh praktikan yang bekerja disekitar tumpahan zat.
b.      Mengisolasi area tumpahan agar tidak menyebar.
c.       Memindahkan pecahan yang tajam dengan menggunakan sarung tangan.
d.      Melakukan pengelapan dan dekontaminasi area
e.       Melaporkan kepada penanggung jawab praktikum atau asisten praktikum.
f.       Melakukan pengobatan ringan apabila ada yang terkena pecahan kaca.
g.      Membuat laporan tertulis mengenai insiden yang terjadi secara rinci.